Posted by : norma
Sabtu, 17 Desember 2016
Yang besar dan yang kecil
Marissa (24 tahun, selanjutnya disebut Risa) adalah seorang
mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Yogyakarta. Setelah
semester 6 ini dia libur selama sekitar satu bulan. Dia mengisi waktu dengan
melakukan kerja praktek pada sebuah industri di sebuah kota di Jawa Tengah.
Karena tidak mempunyai saudara atau teman di kota tersebut, maka oleh direksi
industri tersebut dia dititipkan ke rumah kontrakan salah satu karyawati yang
bernama Gia Amalia (23 tahun, selanjutnya disebut Gia). Kebetulan Gia tinggal
sendirian di rumah itu.
Malam itu Risa telah tiba di rumah Gia dan langsung dijamu
dengan makan malam. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai banyak hal.
Selesai makan malam pun mereka masih asyik berbincang-bincang. Selama
berbincang-bincang tersebut Risa sesekali melirik kedua payudara Gia yang
berukuran 40. Kedua payudara Gia yang dilapisi bra berwarna hitam dan kaos
putih ketat itu membuat iri Risa. Dia iri karena kedua payudaranya hanya
berukuran 32.
"Kenapa Ris?" Tanya Gia yang rupanya memperhatikan
lirikan mata Risa.
"Nggak kok." Elak Risa sambil tersenyum.
"Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan."
"Bener mbak. Nggak apa-apa kok." Risa masih
mengelak. Dia juga menyebut Mbak kepada Gia meskipun dia lebih tua dari Gia.
Risa sendiri yang minta untuk memanggil Gia dengan sebutan Mbak ketika tiba di
rumah Gia karena alasan senioritas. Gia telah bekerja sedangkan dia masih
kuliah.
"Kamu heran ya? Kenapa kedua payudaraku lain dengan
kedua payudaramu?"
"Iya. Diapakan mbak? Pakai obat ya mbak?" Tanya
Risa yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
"Pakai oil." Jawab Gia singkat.
"Boleh minta?"
Gia hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
"Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Risa sudah ngantuk.
Mau tidur. Besok kan mulai kerja." Cegah Risa yang juga berdiri dari
kursi.
Gia yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat
membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Risa sambil
membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok. Setelah itu mereka berdua
menonton televisi. Hanya sebentar Risa menonton televisi. Gia menyuruh Risa
tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga menyusul tidur.
Risa yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha
tidur. Bayangan kedua payudara Gia yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya
setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia lalu
menuju dapur. Disana telah ada Gia yang tingginya sama dengan tingginya, yaitu
sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg. Sedangkan
berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Risa menghampirinya. Gia yang
menyadari kedatangan Risa lalu berbalik.
"Bagaimana? Bisa tidur nggak?" Tanya Gia.
"Nggak bisa mbak. Ingat payudara Mbak sih." Jawab
Gia sambil tersenyum yang dibalas oleh Gia dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
"Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua payudara
mbak?"
Tanpa menunggu persetujuan Gia, Risa sudah membuka ikatan
kimono tidur berwarna coklat yang dipakai Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo
matang tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gia juga membuka
ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Risa. Sama dengan dirinya. Risa
yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana dalam berwarna kuning.
Mereka berdua menjatuhkan kimono masing-masing ke lantai. Dan Risa langsung
membelai payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Gia lalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar
kepala cewek di punggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa
dengan tangan kirinya.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Lalu diturunkannya celana dalam yang dipakai Risa sampai
terlepas dari tubuhnya. Kemudian giliran Risa yang menurunkan celana dalam yang
dipakai Risa sampai terlepas juga dari tubuhnya. Risa lalu jongkok dan membelai
belahan kedua payudara Gia dengan tangan kanannya.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Tangan kiri Gia lalu memegang tangan kanan Risa dan
diremaskannya ke payudara kirinya.
"Ooohh.." Desah Gia.
Risa lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh
Gia. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Tangan kirinya membelai vagina Gia. Tangan kirinya lalu
meremas payudara kanan Gia dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gia.
"Ooohh..aahh..oohh..eehmm.." Desah Gia.
Beberapa saat kemudian Risa membalikkan tubuh Gia. Dari
belakang kedua tangannya lalu membelai kedua payudara Gia dan dilanjutkan
dengan meremas kedua payudara Gia.
"Eeehmm..oohh.." Desah Gia.
"Sudah Ris. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi
dan sarapan." Kata Gia sambil melepaskan diri dari jamahan Risa. Kemudian
Gia masuk ke kamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Risa mengikutinya.
"Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak?" Tanya Risa
yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
Gia yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan
kepala sambil tersenyum menantang. Risa kemudian bergabung mandi dibawah
pancuran. Dia langsung disambut dengan Gia yang menempelkan tubuhnya ke tubuh
Risa. Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Risa dan tangan
kanannya memeluk pinggang Risa.
"Ooohh..aahh.." Desah Risa.
Kemudian Gia semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh
Risa yang juga basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Risa yang
kecil.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnya ditempelkan juga ke bibir Risa. Mereka berdua
berciuman dan saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Risa terpeleset. Untung dia
bisa cepat menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia
tidak segera berdiri. Dia ingin Gia menolongnya. Dengan harapan dia dapat
menarik tubuh Gia supaya ikut terjatuh. Ternyata Gia mengambil selang pancuran
dan airnya disemprotkan ke vagina Risa. Hanya sebentar. Dia lalu berjongkok dan
menyabuni vagina Risa dengan sabun. Diciumnya juga bibir Risa yang membalas
dengan hebatnya. Lama sekali Gia menyabuni vagina Risa sambil sesekali jari
tengah tangan kanannya dimasukkan ke vagina Risa. Sementara tangan kirinya
menuangkan sabun cair ke dalam bathtub.
Lalu Gia menarik tubuh Risa untuk masuk ke dalam bathtub.
Mereka berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali
mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua juga
saling berpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Kemudian Risa membersihkan busa sabun yang berada di kedua
payudara Gia dengan kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gia.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Perlakuan Risa membuat tubuh Gia semakin naik dan menjadikan
dia berdiri dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Risa sudah tidak lagi
menjilati puting payudara kanan Gia. Kini dia membersihkan busa sabun di vagina
Gia dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gia dengan lidahnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Gia.
Gia hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya
dengan kedua tangannya. Sesekali tangan kiri Risa juga meremas payudara kiri
Gia.
"Ooohh.." Desah Gia.
Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri
Gia sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gia.
"Oooughh..aahh..oouhh.." Desah Gia.
Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara
Gia.
"Ooouhh.."
Dipeluknya Gia sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gia
juga meremas pantat Risa.
"Eeehmm.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Risa kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke
mulut Gia yang mau saja menghisapnya.
"Oooughh.." Desah Risa.
Tetapi hanya sebentar. Gia menuntun Risa untuk membungkuk
dengan kedua tangan berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya
kedua payudaranya ke punggung Risa.
"Ooouhh.." Desah Gia.
Mereka berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja.
Sehingga akhirnya mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi
sambil sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Risa yang sering
membelai kedua payudara Gia bergantian. Dia terpesona dengan kedua payudara Gia
yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka
berdua berlanjut kembali.
"Mbak. Minta oilnya dong." Kata Risa.
"Sini." Kata Gia sambil menarik Risa ke kamarnya.
"Buka semua pakaianmu." Lanjut Gia.
Risa hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya.
Ternyata Gia juga membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gia lalu
mengambil sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil.
Kemudian dihampirinya Risa yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Dia
tinggal memakai celana dalam. Gia kemudian memegang payudara kanan Risa dan
menuangkan isi botol ke payudara kanan Risa setelah membuka tutupnya. Tangan
kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Risa.
"Ooohh.." Desah Risa.
Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri
Risa.
"Ooohh.." Desah Risa.
Dia lalu membalikkan tubuh Risa dan menuangkan isi botol ke
punggungg Risa. Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya
diratakannya cairan itu ke seluruh tubuh Risa bagian atas.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa sambil tangan kanannya
mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Risa.
"Gantian ya." Kata Gia.
Risa hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan
Gia. Dia kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gia sekaligus dalam
jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah
ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh Gia
bagian atas terutama ke kedua payudara Gia.
"Eeehmm..oohh.." Desah Gia.
Setelah dirasa cukup, Gia lalu memeluk Risa dan
menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke kedua payudara Risa selama beberapa
menit.
"Ooouhh.."
Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas
kedua payudaranya.
"Ooohh.."
Gia menghentikan remasannya pada kedua payudara Risa. Dia
keluar kamar dan mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali
ke kamar dan dilihatnya Risa masih meremas sendiri kedua payudaranya.
"Ooohh.." Desah Risa.
Di depan Risa, Gia membuka salah satu botol dan dengan
menari-nari dia mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya.
Gia membersihkan cairan dengan air mineral itu.
"Eeehmm.." Desah Gia.
Risa tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gia.
Dengan berhadap-hadapan Risa juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya
sendiri.
"Eeehmm.." Desah Risa.
Gia melihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan
menjilati payudara kanan Risa yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidak
sebesar dari yang dia punya.
"Ooohh..eehmm.." Desah Risa.
Dibalikkannya tubuh Risa dan dari belakang tangan kirinya
meremas kedua payudara Risa bergantian.
"Ooohh.." Desah Risa.
Sementara tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol.
Tangan kanan Risa juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka
berdua basah dan Risa membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua payudara
mereka yang berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampir tiap hari Gia meremas kedua payudara Risa dengan
Breast Oil yang berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya
kedua payudara Risa sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan dengan
berakhirnya masa kerja praktek Risa di tempat Gia bekerja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar